Sunday, November 29, 2009

Pelabuhan Sunda Kelapa


Bang doel tampak mengayuh sepeda ontelnya
Diboncengnya 1 karung kelapa di belakangnya
Mukanya lusuh dengan sebatang cerutu yang diselipkan diantara telinganya
Apa lagi dengan sandal karet yang sudah usang itu

Sesampainya di tujuan, diparkirkan sepedanya itu
lalu ia turunkan karungnya
Ia menyalakan cerutunya dan menghisap dengan tenang
Lalu mulailah ia menuju kapal

Hei juragan Coen!
Aku membawa beberapa barang bagus disini

Kira-kira begitulah keadaan Sunda Kelapa
Sebuah pelabuhan yang terlupakan
Yang pada abad ke-16 menjadi pusat ekonomi nusantara
Dimana semua penjuru dunia datang untuk berdagang

Kelapa, ayam, kopi, lada sampai beras
Sutera, anggur, parfum juga porselen
Semuanya membaur untuk didagangkan
Makmur sekali sepertinya

Sekarang, tempat itu menjadi objek wisata
Mungkin sudah tidak tersisa kejayaannya
Yah, setidaknya masih ada yang mau mengingatnya


-Refi Reyhandi M

Thursday, November 26, 2009

Delman


Kurindukan sesuatu yang ada di kota ini
Yap, kota Jakarta ini
Suara sepatu kuda yang kudengar tiap hari
Kini mulai sepi

Ah, bingung sekali aku
Kemana perginya delman-delman itu?
Serta pak kusir yang mengendarainya
Menghilang mereka dari Jakarta

Atau mungkin aku yang terlambat?
Terlambat menyadari bahwa jaman semakin maju
Tersingkirlah mereka oleh kendaraan baru
Suara ringkihan kuda yang aku rindukan

Hei delman! Ada dimana kau?
Kurindukan kenikmatan menaikimu
Sambil melihat pemandangan asri kota ini
Kembali

-Ferdie Reinaldo

Tuesday, November 24, 2009

Gedung Kesenian Jakarta



1821, Jalan Gedung Kesenian
Jalan penuh kenangan
Sejak masa penjajahan
Schouwburg berdiri untuk pertunjukan

Apa mau tuan nyonya?
Tentukan pilihannya
Hari ini drama, besok bermusik
Hari ini bilyar, besok film klasik

Masa resah sudah datang
Schouwburg boleh jadi markas Jepang
Rakyat Indonesia siap perang
Bertempurlah malam siang

5 September 1987
42 tahun merdeka Indonesiaku
166 tahun umur Schouwburg kita
berubah jadi Gedung Kesenian Jakarta

Setelah sekian kali berganti
Panggung hiburan telah kembali
Gedung yang selalu menghibur hati
Pertunjukan apa hari ini?

-R.A. Nabila Berlianty

Sunday, November 22, 2009

Jakarta Masa Kini


Langit biru tetap menghiasi jakarta
Burung terbang melanglang buana di atap jakarta
Pagi datang tidak dengan udaranya yang segar
Melainkan asap abu abu yang mengepul di angkasa
Menutupi wajah jakarta yang semakin lama semakin berubah warna
Taman kota tak terurus
Bagaimana kelanjutan jakarta kelak?

Gedung gedung pencakar langit semakin bertambah
Pembangunan terus dilanjutkan
Yang hanya menambah polusi di ibu kota kita ini

Wajah yang tergambar dari ibu kota kita ini adalah gedung pencakar langit yang berada di jalan jalan ibukota
Sedikitnya taman kota yang terurus
Banyaknya warga yang lalu lalang semaunya
Baik menggunakan mobil, motor atau kendaraan lainnya
Sampah dimana-mana
Ya, itulah jakarta masa kini....

-Levina Aurellia

Passer Baroe


Waar kan ik zulke dingen?
Di passer baroe njonja
Niet te ver van Rijswick
Toko Tionghoa, barangnya bagoes

Passer Baroe 1820
Semua etnis berbaur disini
Apa jang tuan cari ada disini
Cari apa tuan disini?
Nistjaja tuan dapatkan

Taun berlalu
Tuan berjalan
Waktu berjalan
Njonja berlalu
Passer Baroe masih berdiri
Menyisakan banyak cerita

-Tatuka Nurrachman